gravatar

Sepenggal mutiara dari Bung Karno

Pada 20 Januari 1963, Indonesia mengambil sikap bermusuhan terhadap Malaysia. Bangsa ini tidak terima dengan tindakan demonstrasi anti-Indonesia yang menginjak-injak lambang negara Indonesia, Garuda.

Tindakan tersebut, sontak saja dikecam oleh Presiden Indonesia yang kala itu dijabat kakek kita Bung Karno.

Bung Karno menilai, Malaysia adalah boneka Inggris, dan langkah tersebut akan mengganggu keamanan di Indonesia. Bung Karno memproklamirkan gerakan ”Ganyang Malaysia” melalui pidato bersejarah pada 12 April 1963. Berikut kutipan pidato Sang Proklamator Indonesia tersebut :

Kalau kita lapar itu biasa
Kalau kita malu itu juga biasa
Namun kalau kita lapar atau malu itu karena Malaysia, kurang ajar!
 Kerahkan pasukan ke Kalimantan hajar cecunguk Malayan itu!
Pukul dan sikat jangan sampai tanah dan udara kita diinjak-injak oleh Malaysia keparat itu.
Doakan aku, aku kan berangkat ke medan juang sebagai patriot Bangsa, sebagai martir Bangsa dan sebagai peluru Bangsa yang tak mau diinjak-injak harga dirinya.
Serukan serukan keseluruh pelosok negeri bahwa kita akan bersatu untuk melawan kehinaan ini kita akan membalas perlakuan ini dan kita tunjukkan bahwa kita masih memiliki gigi yang kuat dan kita juga masih memiliki martabat.

“Yoo…ayoo… kita… Ganyang… Ganyang… Malaysia
Ganyang… Malaysia Bulatkan tekad Semangat kita baja
Peluru kita banyak
Nyawa kita banyak
Bila perlu satu-satu !”

Bisa terbakar semangat patriotisme bangsa Indonesia mendengar pidato Soekarno itu. Kedaulatan Indonesia Dianggap Harga Mati bagi Proklamator Republik Indonesia itu.

Malaysia pun murka. Mereka mendemo Kedubes RI di Kuala Lumpur dan merobek-robek foto Soekarno. Bahkan, demonstran juga membawa lambang burung garuda kepada Teuku Abdul Rahman dan meminta agar dia menginjaknya. Namun... polemik tersebut mereda setelah posisi Soekarno digantikan oleh Soeharto. Pada 28 Mei 1966, Indonesia dan Malaysia pun sepakat untuk berdamai, dan penandatanganan perdamaian dilakukan pada tanggal 11 Agustus.

tapi bung karno hanya tersenyum melihat respon amarah negri jiran itu.
dan hanya mengucapkan satu kalimat penuh arti :
“AKU ADALAH INDONESIA DAN INDONESIA ADA DALAM DARAHKU”

Ini dia yang seharusnya ditunjukkan seorang pemimpin dalam melindungi negrinya !!! Memang sebuah fakta bahwa jiwa kepemimpinan beliau, keberanian beliau, nasionalisme dan patriotisme beliau sampai detik ini belum ada yang bisa menyetarakan !!!

Dan kami rindu pemimpin seperti ini, yang membela rakyatnya diatas apapun tanpa mempedulikan pihak luar dan tidak bekerja diatas kepentingan pribadi semata.

“Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup di masa pancaroba, tetaplah bersemangat elang rajawali .“ (Pidato HUT Proklamasi, 1949 Soekarno)

Silahkan Haha..Hihihi,
TAPI jangan lupa nambahin Koleksi ya..??


Populer